5 Konsep Supply Chain Management dalam Perusahaan
Berbagai strategi dikembangkan untuk mengatur proses produksi agar berjalan lebih efisien. Salah satunya dengan menerapkan Supply chain Management atau manajemen rantai pasok.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan di industri makanan yang memiliki masa tahan produk pendek dan terbatas seperti makanan atau sayuran. Sehingga perlu cara yang efisien untuk meminimalisir potensi makanan akan terbuang.
Perusahaan industri makanan kemudian memfokuskan rantai pasokan harus bergerak cepat. Namun hal ini menimbulkan potensi persoalan di banyak titik. Sehingga muncul manajemen rantai pasok untuk memperbaiki alur yang lebih efisien bagi semua pihak yang berkepentingan.
Pengertian Supply Chain Management
Supply Chain atau rantai pasokan adalah hubungan antara perusahaan dengan sejumlah pihak mulai dari pengadaan barang hingga menjualnya kepada konsumen.
Sedangkan Supply Chain Management atau manajemen rantai pasokan adalah pengelolaan proses produksi barang maupun jasa mulai dari pengadaan bahan dasar sampai pengiriman produk akhir ke pelanggan.
Selain itu, Supply Chain Management ini juga menitikberatkan pada upaya peningkatan nilai tambah bahan baku atau produk dengan mengatur alur rantai pasokan tersebut dengan cara paling efektif, baik dari segi biaya, waktu hingga SDM.
Tujuan Supply Chain Management
Secara umum tujuan utama manajemen rantai pasok ini untuk peningkatan nilai tambah, sehingga, setiap pelaku yang dalam jaringan rantai pasok memberikan sumbangsih yang dapat meningkatkan nilai suatu produk.
Selain peningkatan nilai tambah, penerapan supply chain management juga untuk memenuhi permintaan konsumen, peningkatan daya saing, peningkatan keuntungan, dan membangun relasi yang baik antar pelaku dalam rantai pasok.
Sehingga, supply chain management tidak hanya mementingkan pabrik atau proses produksi saja, namun juga komponen lain yang yang terlibat dalam rantai pasok tersebut. Salah satunya dengan membangun koordinasi dan kolaborasi dengan pelaku lain di sepanjang rantai pasok.
Lima Aspek Supply Chain Management
Ruang lingkup supply chain management meliputi perencanaan, pengawasan, dan eksekusi di masing-masing tahapan. Terdapat lima aspek atau rantai utama dari supply chain yang akan dikelola, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang paling krusial dalam supply chain management. Pada tahapan ini perusahaan harus menyusun strategi mulai dari pada proses produksi hingga budgeting yang dibutuhkan selama produksi.
Dalam hal ini supply chain management berperan untuk mengatur proses produksi berjalan dengan efektif, baik dari segi waktu ataupun biaya.
2. Sumber Pasokan
Tahapan selanjutnya yaitu memastikan sumber bahan baku ataupun jasa harus sesuai dengan kebutuhan produksi. Kemudian proses pengiriman dilakukan tepat waktu agar tidak menyebabkan keterlambatan pada saat produksi.
Perusahaan perlu menjaga hubungan baik dengan para supplier bahan dasar agar semua proses pasokan berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu, penerapan supply chain management tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan atau pabrik saja, namun juga pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok tersebut
3. Proses Produksi
Penerapan supply chain management harus memastikan bahwa proses produksi berjalan efisien dan seproduktif mungkin, baik dari segi waktu dan biaya.
Sebab jika proses produksi memakan waktu yang lama maka akan berdampak pada pengiriman barang kepada pelanggan. Dan jika proses produksi juga terlalu cepat juga akan berdampak pada kualitas produk yang harus dipertahankan.
Hal ini harus diperhatikan dalam supply chain management, bagaimana kualitas produk masih terjaga, namun proses pengerjaan dapat berjalan dengan efektif.
4. Distribusi Produk
Perusahaan harus mampu memilih partner logistik yang dapat diandalkan agar proses distribusi produk kepada konsumen berjalan sesuai dengan perencanaan. Selain itu, proses distribusi ini juga harus memperhatikan gudang penyimpanan agar tidak menyebabkan kerusakan produk.
5. Komplain Konsumen
Tujuan utama supply chain management adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Sehingga, jika terdapat konsumen yang mengembalikan barang karena ada permasalahan dari produk, maka perusahaan perlu melakukan perencanaan ulang.
Perusahaan harus responsif dengan kondisi ini, karena sangat berkaitan dengan kepuasan konsumen. Di sisi lain perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus pengembalian dan penukaran produk baru.
Perusahaan harus meningkatkan pengawasan pada setiap tahapan agar produk sampai dengan aman di tangan pelanggan.
Supply chain management adalah strategi untuk menjalankan bisnis seefektif mungkin. Manfaat dari supply chain management tidak hanya mengatur efesiensi produksi, namun juga meminimalisir kerugian.
Source : ipqi.org