Pemanfaatan Teknologi Digital pada Sektor Logistik
Kolaborasi pada supply chain adalah topik hangat yang saat ini banyak dibicarakan. Diantara keduanya ada teknologi yang menjembatani, Perusahaan yang berkolaborasi secara efektif di seluruh komponen supply chain akan merasakan efisiensi dalam inventaris dan biaya. Bersamaan dengan itu, perusahaan juga mendapatakan benefit kecepatan layanan, dan kepuasan pelanggan.
Kolaborasi pada supply chain itu sendiri bukanlah hal baru. Dalam era disrupsi, kolaborasi menjadi urgensi untuk segera dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi sekarang. Plt. Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kementerian Kominfo, I Nyoman Adhiarna menjelaskan bahwa sektor logistik menjadi salah satu sasaran Kominfo untuk dikolaborasikan dengan teknologi. “Kominfo secara jelas mendukung pemanfaatkan teknologi pada sektor logistik. Kami dari Ditjen Apliksi Informatika melalui Direktorat Ekonomi Digital menggandeng stakeholder terkait untuk mendorong berkembanganya alternatif solusi dan mefasiliatasi pemanfaatan teknologi digital yang tepat guna. Khusus dalam menyelesaikan masalah, termasuk didalamnya sektor logistik,” katanya.
Dukungan Kominfo dalam transformasi digital masuk dalam proyek prioritas strategis di Perpres No 18/2020 terkait RPJMN di PM No 6 tahun 2018 tentang organisasi dan tata kerja. “Rencana strategis Kominfo pada tahun 2020-2024 yaitu meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informatika untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Landasan Kominfo untuk mendukung tranformasi digital di sektor strategis fokus yang paling utama adalah pembangunan infrastruktur. Untuk sektor logistik kami melakukan pengembangan okosistem smart logistik untuk mendorong transformasi digital. Ini pilihan kami harapanya potensi adopsi teknologi informasi di sektor logistik, mulai standar internet, data analitik, cloud logistics, blockchain, robotik dan automation, autonomous vehicle, drone, 3d printing, IT Standard bisa diterapkan untuk mencapai efisiensi,” tambahnya.
Mendukung pemanfaatan teknologi seperti apa yang disampaikan I Nyoman Adhiarna, President of ISCEA (The International Supply Chain Education Alliance) Indonesia Prof. Ir. I Nyoman Pujawan menjelaskan bahwa penggunaan informasi bisa mendukung efisiensi. “Pada sektor logisitk dalam implementasinya tidak sesederhana dalam menyimpan, atau mengangkut barang. Tapi memanfaatkan informasi menggunakan teknologi adalah kuncinya. Maka itu harus move up ke level integrated supply chain. Pertama yang harus disiapkan adalah memproses banyak informasi melalui teknologi seperti menakar kondisi pasar, penjadwalan, perencanaan perjalanan. Lalu juga penyimpanan barang. Sehingga terjadi integrasi antara apa yang direncanakan dan akan dikerjakan,” katanya.
“Di logistik memang penting untuk bisa capturing information end to end. Jika saya sebagai distributor saya bisa paham ini posisi barang dimana saja. Kapan barang diambil. Semua itu bisa diambil informasinya. Data tentang demand itu tidak akan bermanfaat apa-apa jika tidak bisa digunakan untuk making decision. Jadi pengamatan itu bisa dimulai sejak truk datang di pabrik, kapan barang dimuat, lalu pengemudi memasang terpal, kemudian dokumen perjalanan siap. Data juga bisa didapat ketika truk sampai di lokasi. Pada satu kondisi ketika truk datang lokasi gudang atau toko tutup. Maka pengemudi harus menunggu sampai pagi. Pagi hari ada antrian di gudang dengan pengangkut lain. Semua tercapture hingga truk balik lagi ke garasi. Proses ini ini seringkali tidak terkontrol di lapangan. Jika tidak menggunakan sistem informasi, maka datanya banyak yang terlepas. Karena masih banyak proses yang sifatnya manual. Seperti menelpon pengemudi untuk menanyakan posisi truk. Ini semua kan tergantung waktu dari pengemudi mau lapor kapan. Bisa saja dia datang sudah 4 jam yang lalu, tapi lupa sehingga informasi menjadi tidak akurat. Inilah yang diatasi oleh pemain di industri logistik menggunakan teknologi,” jelasnya
Prof Nyoman melanjutkan, “Improvement seperti ini tidak bisa dilakukan sendiri. Digitalisasi lah domain yang bisa dikolaborasikan. Tidak selalu suatu perusahaan harus invest sendiri. Dalam supply chain ini ada kolaborasi, bukan hanya terjadi transaksi jual beli barang atau jasa. Transaksi antara banyak pihak juga berubah karena digitalisasi. Maka dari itu teknologi ini mengubah relational model dalam supply chain,” katanya.
Editor : Sigit
Foto : Truckmagz
Source : truckmagz.com