Begini Peran Vital ‘Smart Logistics’ dalam Mendukung Kinerja Perdagangan yang Efisien!
SILANEWS – Peran Logistik 4.0 atau ‘Smart Logistics’ saat ini cukup vital guna mendukung kinerja perdagangan yang efisien.
Logistik merupakan proses aliran perpindahan barang dari satu titik asal yang berakhir pada titik konsumsi untuk memenuhi permintaan tertentu dari konsumen atau pihak lain yang terlibat, baik untuk produk berwujud (seperti makanan, peralatan, dan hasil bumi) maupun tak berwujud (seperti alur waktu, informasi, partikel dan energi).
Sektor logistik kini memainkan peran penting dalam aktivitas perdagangan melalui kinerja pelayanan dengan kualitas tinggi dan pengendalian biaya dari suatu bisnis.
Aktivitas logistik setidaknya mencakup beberapa hal, seperti ramalan permintaan, persediaan, penanganan (handling), pemesanan, pengadaan (procurement), pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Efisiensi aktivitas tersebut akan menentukan peran logistik yang saat ini telah meluas, bukan hanya sekedar memindahkan produk jadi dan bahan, tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif dengan memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam konteks yang lebih luas, logistik merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan yang pada akhirnya akan menentukan daya saing suatu bangsa (Mentzer, 2004).
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor logistik dituntut untuk semakin optimal di tengah dinamika ekonomi yang disruptif.
Pertama, isu logistik konvensional seperti kelangkaan tenaga kerja, tren high-mix dan low-volume production pada sektor manufaktur, serta pemenuhan kebutuhan konsumen yang semakin spesifik.
Isu logistik lainnya yaitu masih adanya permasalahan dalam hal penyediaan kontainer pengiriman, lama waktu tunggu di pelabuhan serta minimnya sarana dan fasilitas pelabuhan yang berdampak pada biaya logistik yang belum efisien.
Kondisi ini membutuhkan efisiensi sektor logistik melalui automasi, pengurangan lead time, dan pengelolaan persediaan (inventory).
Kedua, pandemi CoVID-19 yang berdampak pada tatanan supply dan demand perdagangan global.
Kondisi ini membutuhkan dukungan sektor logistik yang adaptif terhadap sistem distribusi yang dapat memitigasi resiko, menjamin keamanan, dan pemanfaatan sumber daya yang optimal untuk menjamin kelangsungan bisnis dan pemulihan ekonomi.
Disrupsi pada aktivitas ekonomi tersebut semakin kuta memunculkan konsep Logistic 4.0 (smart logistics), sebagai upaya modernisasi cara kerja logistik yang berbasis teknologi.
Pada beberapa diskursus, smart logistics akan memainkan peran yang sangat penting untuk merampingkan proses perdagangan antara penjual, perusahaan logistik, dan konsumen akhir.
Smart logistics akan menjadi suatu kebutuhan seiring dengan perkembangan Industri 4.0 dan ekonomi digital.
Tak terkecuali Indonesia, penerapan konsep Logistic 4.0 (smart logistics) semakin perlu diupayakan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan peran logistik untuk mendukung perdagangan dalam negeri yang efisien.
Pengembangan Sistem Logistik Nasional yang mengacu pada Visi Logistik Indonesia 2025 sebagai “locally integrated, globally connected” juga telah diarahkan pada beberapa tujuan, dimana salah satunya adalah untuk memperbaiki sistem distribusi domestik setiap simpul ekonomi di seluruh daerah agar dapat terhubung dan terintegrasi.
Namun demikian, fenomena disruptif ekonomi memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan smart logistics di Indonesia di masa depan.
Oleh karena itu, hal tersebut perlu disikapi dengan strategi yang kolaboratif dan kebijakan yang adaptif oleh setiap stakeholders.
Tentu saja dengan orientasi pada perbaikan kinerja logistik Indonesia (Logistic Performance Index – LPI) serta penurunan biaya logistik yang saat ini masih sebesar 23% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Source : silanews.com