BPJPH Dukung Komitmen IMT-GT Kembangkan AI dan Blockchain Pengembangan Produk Halal
Lampung (Kemenag) — Pertemuan The 17th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Working Group on Halal Product and Services (WGHAPAS) dan The 3rd Strategic Halal Industry Collaboration Task Force (SHICTF) 2023 baru saja ditutup.
Menjadi tuan rumah dan sukses menggelar dua agenda trilateral di Bandar Lampung pada tanggal 2-5 Juli 2023, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama mengapresiasi dan mendukung sejumlah kesepakatan forum IMT-GT dalam memperkuat Jaminan Produk Halal (JPH). Utamanya, dengan inovasi dan transfer teknologi melalui pengembangan Artificial Intelligence (AI) dan Blockchain untuk memperkuat sektor produk halal.
“Kami mengapresiasi hasil kesepakatan forum IMT-GT, salah satunya untuk menjadikan Artificial Intelligence dan teknologi Blockchain sebagai salah satu konsen penting dalam sinergi pengembangan produk halal ke depan, yang akan segera ditindaklanjuti dengan pembahasan spesifik dalam framework IMT-GT,” kata Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham, di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
“Sebagai tuan rumah sekaligus keketuaan forum ini, kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh delegasi IMT-GT yang telah hadir dan melakukan pembahasan isu-isu strategis pada seluruh rangkaian agenda,” lanjutnya.
Aqil juga mengatakan, forum IMT-GT juga merumuskan sejumlah kesepakatan sinergis lain. Selain menjajaki kerja sama integrated blockchain system antara 3 negara, forum sepakat untuk memperkuat kebijakan halal negara anggota yang berkaitan dengan internal policy, programs, and regulations. Juga, memperkuat data ekspor impor produk halal, serta memadukan dan mengimplementasikan standar halal bersama antar tiga negara.
Pemanfaatan teknologi seperti AI dan blockchain saat ini memang merupakan sebuah keniscayaan. Sebab ekosistem halal yang kuat dituntut adaptif dan responsif terhadap perkembangan industri produk halal yang dinamis dengan cakupan yang sangat luas.
“Bagi BPJPH sendiri, pemanfaatan AI dan teknologi blockchain telah kita jadikan pilot project untuk mewujudkan layanan jaminan produk halal yang andal, akurat, dan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh penerima manfaat. Baik itu pelaku usaha maupun para stakeholder terkait,” kata Aqil.
Aqil berharap, seluruh hasil pembahasan dan kesepakatan forum yang dihasilkan dalam tiga hari itu dapat segera ditindaklanjuti. Ini menjadi langkah penting untuk dapat memainkan peran besar dalam ekosistem produk halal global.
“Inovasi dan ide-ide strategis yang implementatif seperti itu akan terus kita butuhkan, untuk memastikan sektor produk halal dapat terus berkontribusi bagi ketahanan ekonomi melalui peningkatan daya saing dan konektivitas perdagangan yang menopang bertumbuhnya ekonomi secara lebih cepat, lebih inklusif, dan berkelanjutan,” tandasnya.
Source : kemenag.go.id