Demi Energi Bersih, PLN Garap 4 Kerja Sama Strategis
Yogyakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) memutuskan untuk menggarap beberapa proyek kerja sama strategis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat terlaksananya transisi energi dari energi fosil menuju energi hijau.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, pihaknya melakukan empat kesepakatan kerja sama strategis dengan sejumlah pihak untuk mendukung pelaksanaan transisi energi.
Kesepakatan pertama, PLN melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yang terdiri atas Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.
Kedua, PLN menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/ PPA) dua proyek yaitu pengembangan PLTS di Bali bersama Medco Power dan juga pengembangan PLTM Kukusan-2 5,4 MW di Lampung dengan Arkora Energi Baru.
PLN juga melakukan Financial Close PLTM Sukarame dengan kapasitas 7 MW di Lampung oleh Lampung Hydroenergy.
“PLN juga melakukan Power Purchase Agreement (PPA) dua proyek yaitu pengembangan PLTS di Bali bersama Medco Power dan juga pengembangan PLTM Kukusan-2 5,4 MW di Lampung dengan Arkora Energi Baru,” ungkapnya di sela-sela momen pembukaan Energy Transition Working Group di Yogyakarta, Kamis (24/3/2022).
“PLN juga melakukan financial close PLTM Sukarame dengan kapasitas 7 MW Lampung oleh Lampung Hydroenergy,” lanjutnya.
Kesepakatan ketiga yakni terkait sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN ke enam perusahaan sebesar lebih dari 500 Mega Watt hour (MWh) per tahun dari pembangkit berbasis EBT milik PLN.
Terakhir, PLN juga melakukan MoU dengan Yayasan World Wide Fund (WWF) tentang asistensi teknis dalam meningkatkan kualitas standar lingkungan sosial dan proyek infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Di sisi lain, proyek ini sendiri disambut baik oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif. Ia menyatakan perlu kerja sama berbagai pihak untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia dan mencapai target netral karbon atau Net Zero Emission pada 2060.
“Tantangan ke depan adalah teknologi dan pendanaan. Apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi secara nasional harus terus dikembangkan. Kerja sama dengan dunia internasional juga terus kita perluas agar kita bisa menjadi leader dalam proses ini,” ujar Arifin.
Sementara itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan langkah kerja sama strategis ini sangat penting. Kementerian BUMN sangat mendukung PLN untuk bisa membangun langkah pengurangan emisi global.
“Ini diharapkan dengan berbagai perbaikan bisnis model dan pengembangan implementasi EBT dan pengurangan emisi karbon bisa menjadi daya tarik semua pihak untuk bisa bekerja sama dengan PLN,” paparnya.
Source : cnbcindonesia.com