logologo
  • Home
  • Platform
    • P2P Lending
    • Social Credit Scoring
    • Enterprise Solutions
    • Arena.id
    • Sebangsa.com
    • Project Q
    • Project M
  • Investasi
  • About Us
  • Contact Us
  • Indonesia
    • English
logologo
  • Home
  • Platform
    • P2P Lending
    • Social Credit Scoring
    • Enterprise Solutions
    • Arena.id
    • Sebangsa.com
    • Project Q
    • Project M
  • Investasi
  • About Us
  • Contact Us
  • Indonesia
    • English
  • Home
  • Platform
    • P2P Lending
    • Social Credit Scoring
    • Enterprise Solutions
    • Arena.id
    • Sebangsa.com
    • Project Q
    • Project M
  • Investasi
  • About Us
  • Contact Us
  • Indonesia
    • English
logologo
  • Home
  • Platform
    • P2P Lending
    • Social Credit Scoring
    • Enterprise Solutions
    • Arena.id
    • Sebangsa.com
    • Project Q
    • Project M
  • Investasi
  • About Us
  • Contact Us
  • Indonesia
    • English
Home > News > Memanfaatkan Teknologi Blockchain dalam Perdagangan Karbon Indonesia

Memanfaatkan Teknologi Blockchain dalam Perdagangan Karbon Indonesia

Agustus 28, 2021

Jakarta: PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI memanfaatkan teknologi blockchain pada ekosistem perdagangan karbon di Indonesia. Hal itu dapat memberikan jaminan keamanan atas pencatatan kredit karbon dan akan memastikan tidak terjadinya double accounting dalam proses pencatatannya.

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, KBI sebelumnya telah memanfaatkan teknologi blockchain dalam aplikasi pusat registrasi resi gudang. Manfaatnya pun sudah dirasakan oleh para stakeholder di dalam ekosistem resi gudang.

“Sebagai Badan Usaha Milik Negara, tentunya kami bisa memastikan bahwa proses kegiatan kliring yang berjalan telah sesuai dengan regulasi yang ada. Selain itu, dalam hal pengembangan teknologi, ke depan kami juga akan terus menyempurnakan dan mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk kegiatan kliring tersebut,” katanya, Kamis, 12 Agustus 2021.

Head Ecoframework Dept PT Sucofindo Budi Utomo menambahkan, keberadaan lembaga kliring dalam perdagangan karbon sangat penting dalam mendukung skema transaksi perdagangan karbon. Lembaga kliring yang memiliki teknologi yang berbasis blockchain, akan mampu memberikan keamanan bertransaksi serta menjamin integritas agregasi emisi selama transaksi kredit berlangsung oleh pelaku.

“Selain itu, lembaga kliring yang mengadopsi teknologi ini akan mampu mendukung konsistensi dalam menerapkaan prinsip clarity, transparency, dan understanding (CTU) dalam registry karbon sehingga mampu mengeliminasi double accounting atau double claim,” katanya.

Peran sebagai lembaga kliring bukan merupakan hal baru bagi KBI. Sebelumnya, BUMN ini telah berpengalaman dalam menjalankan fungsinya sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian transaksi di Perdagangan Berjagka Komoditi serta Lembaga Kliring di Pasar Fisik Komoditas di Bursa Berjangka Jakarta.

Perdagangan komoditas karbon sendiri merupakan jual beli sertifikat yang diberikan kepada negara yang berhasil mengurangi emisi karbon. Perdagangan karbon pada prinsipnya sama dengan transaksi di perdagangan komoditas yang ada saat ini, yang berbeda adalah komoditasnya, yaitu emisi karbon.

Adapun emisi karbon yang bisa diperdagangkan adalah karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrat Oksida (N2O), Hidroflurokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) serta Sulfur Heksafluorida (SF6). Dalam perdagangannya, satu unit kredit karbon biasanya setara dengan penurunan 1 ton karbon dioksida.

Di Indonesia, implementasi crediting telah berjalan sejak 2007 melalui proyek Clean Development Mechanism (CDM) berdasarkan Protokol Kyoto. Dengan CDM ini, memungkinkan bagi pengusaha Indonesia untuk membangun proyek emisi rendah yang sertifikat penurunan emisinya dijual kepada negara-negara maju.

Sebagai negara Pihak pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Indonesia juga telah memberikan komitmen untuk menurunkan emisi GRK 29 persen dari skenario emisi Gas Rumah Kaca secara Business as Usual (BAU), dimana pada 2030 emisi GRK diproyeksikan sekitar 2.881 GtCO2e. (AHL)

 

Source : medcom.id


Postingan Sebelumnya
Industries That Blockchain Could TransformIndustries That Blockchain Could Transform
Postingan Selanjutnya
Prospek Pengembangan Bisnis GTSI di Sektor Clean EnergyProspek Pengembangan Bisnis GTSI di Sektor Clean Energy

Sebangsa Facebook Twitter Linkedin

Postingan Terkait

The other benefit of electric vehicles

Widespread adoption of EVs promises not only major reductions in CO2 emissions,...

Januari 27, 2023

Mengenal DeFi, Ancaman Besar Bagi Perbankan & Sekuritas

Jakarta, CNBC Indonesia – Nama DeFi atau Decentralized Finance sering...

September 11, 2021
Sebangsa Network

Pencarian

Postingan Terbaru

  • Percepat Transformasi Energi Bersih dengan Pendanaan Hijau
    Percepat Transformasi Energi Bersih dengan Pendanaan Hijau
    Desember 10, 2024
  • Electric car sales are slowing in the US and Europe as both fans and skeptics share concerns
    Electric car sales are slowing in the US and Europe as both fans and skeptics share concerns
    Desember 8, 2024
  • Perkuat Ketertelusuran Rantai Pasok Seafood, KOLTIVA Gabung Conservation Alliance for Seafood Solutions
    Perkuat Ketertelusuran Rantai Pasok Seafood, KOLTIVA Gabung Conservation Alliance for Seafood Solutions
    Desember 6, 2024
  • KardiaChain Announces Strategic Focus on AI and Blockchain Integration for 2025
    KardiaChain Announces Strategic Focus on AI and Blockchain Integration for 2025
    Desember 4, 2024
  • Strategi Pertamina Marine Solutions jadi Pemain Kunci Sektor Logistik Nasional
    Strategi Pertamina Marine Solutions jadi Pemain Kunci Sektor Logistik Nasional
    Desember 2, 2024
Sebangsa Network
  • News
  • Video
  • Investasi
  • About Us
  • Contact Us

Platform

  • P2P Lending
  • Social Credit Scoring
  • Enterprise Solutions
  • Arena.id
  • Sebangsa.com
  • Project Q
  • Project M

Temui kami di :

Copyright © 2025 Sebangsa Network. All Rights Reserved