Menperin ke China Bahas Indonesia Ekspor Mobil Listrik Setir Kanan
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu Menteri Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) Jin Zhuanglong saat kunjungan kerja ke China pada 12-13 Juli 2024. Agus membahas berbagai isu industri yang bisa jadi peluang kerja sama kedua pihak, termasuk otomotif.
Menperin menyatakan industri Battery Electric Vehicle (BEV) asal China sudah berkontribusi luar biasa dengan perkembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
“Dari enam industri BEV yang beroperasi di Indonesia, empat di antaranya merupakan industri BEV asal Tiongkok. Hal ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan industri Tiongkok terhadap pasar Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan ekonomi kedua negara yang semakin erat,” ujar Menperin di China, Rabu (12/6), tertulis di keterangan resminya, Jumat (14/6).
Tak ada penjelasan mengenai enam industri BEV yang dimaksud, namun sudah diketahui produsen yang telah memproduksi mobil listrik di Indonesia di antaranya SGMW Motor Indonesia, Sokonindo Automobile, Neta Auto Manufacturing Indonesia, Chery Motor Indonesia dan Hyundai Motor Indonesia.
Menperin dalam keterangan resmi yang berbeda, Jumat (14/6), menjelaskan sudah melakukan pertemuan dengan empat perusahaan produsen mobil listrik di dalam negeri. Keempatnya diharapkan meningkatkan ekspor mobil listrik, dengan menambah volume maupun memperluas negara tujuan ekspor dari pabrik-pabrik mereka di Indonesia.
“Pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi electric vehicle (EV) pada tahun 2030 sebesar 600.000 unit. Perusahaan juga sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai hub basis produksi EV setir kanan, untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan,” kata Menperin.
Menperin mendorong pelaku industri otomotif China melibatkan produsen komponen dalam negeri dari hulu ke hilir sehingga mewujudkan seluruh mata rantai produksi di Indonesia. Dia juga mendukung perusahaan otomotif asal China memanfaatkan insentif yang diberikan pemerintah dalam berinvestasi.
Pada Mei lalu Neta Auto Manufacturing Indonesia memulai produksi mobil listrik Neta V-II dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen. Mereka berencana meningkatkan TKDN hingga 60 persen pada 2025 dengan target penjualan 10.000 unit per tahun.
Selama pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Menperin memberi penghargaan atas prestasi perusahaan tersebut mengekspor produk EV-nya ke 11 negara. Dia juga memuji SAIC GM Wuling karena telah menjadikan Indonesia sebagai fasilitas produksi industri otomotif terbesar di luar China.
Pada pertemuan dengan Chery Automobile, Chery berencana untuk melakukan riset mengenai produksi mobil Plug-in Hybrid Electrc Vehicle (PHEV) di Indonesia. Mereka mengamati bahwa di pasar asalnya, penjualan mobil PHEV lebih diminati karena masalah ketersediaan dapat diatasi.
Cherry juga mencatat mobil PHEV memiliki efisiensi pembakaran bahan bakar yang lebih baik dibanding mobil Hybrid Electric Vehicle (HEV). Perusahaan ini juga telah menegaskan komitmennya untuk memproduksi total 100.000 unit kendaraan EV pada tahun 2030.
Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Sokonindo atas peluncuran produk kendaraan listrik di Indonesia, serta berharap dapat memperluas lini produksi kendaraan listrik dengan menghadirkan model EV dari prinsipal ke Indonesia.
Keempat produsen kendaraan listrik (EV) asal china tersebut sudah beroperasi atau akan memulai produksi di Indonesia. Saat ini, Sokonindo memiliki kapasitas produksi sebesar 50 ribu unit.
SGMW memiliki kapasitas produksi mencapai 120 ribu unit. Sementara Cherry berencana untuk memproduksi sekitar 8.000 unit melalui fasilitas manufaktur, dan Neta memiliki rencana produksi sebesar 9.300 unit.
Source : cnnindonesia.com