Merajut Hingga Bernyanyi Warnai Hari Kanker Anak Internasional
Hari Kanker Anak Internasional sejatinya dirayakan pada 15 Februari lalu. Namun di Indonesia, perayaan tersebut masih diperingati hingga bulan ini untuk menunjukkan kepedulian terhadap anak-anak pengidap kanker. Beberapa komunitas peduli kanker anak menginisiasi beberapa kegiatan seni di antaranya menggambar, membuat boneka jari, mendongeng, merajut, hingga bernyayi lagu anak-anak.
Acara yang bertajuk ‘100 Karya Peduli Kanker Anak’ ini bertujuan untuk menyebar kepedulian terhadap anak-anak yang menderita kanker dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai komunitas peduli kanker.
“Kegiatan ini merupakan seri kegiatan amal acara #100Untuk1000 yang ketiga, sebagai bentuk nyata kepedulian dan dukungan kegiatan sosial komunitas di Indonesia. Rasa salut yang besar kami sampaikan kepada komunitas-komunitas yang berdedikasi mengayomi anak-anak dengan penyakit kanker,” ujar Indira Budiati, Fonder & Co-CEO Sebangsa Apps dalam pernyataan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com).
Indira melanjutkan, kanker yang diderita anak-anak merenggut kebahagiaan mereka. Hari-hari yang seharusnya dipenuhi canda tawa dan keceriaan sirna karena penyakit kanker. Tidak hanya dewasa, anak-anak juga bisa terkena kanker yang gejalanya sering tidak disadari, sehingga diagnosis maupun penanganan medis yang diberikan pun jadi terlambat.
Untuk itu, demi meningkatkan kesadaran dan menggugah kepedulian masyarakat mengenai penyakit kanker anak, Sebangsa bekerja sama dengan sejumlah komunitas, di antara Rumah Harapan Indonesia, Rumah Pohon, Morning Drawing, Full of Doodle Art, Rajut Kejut, Rumah Dongeng Pelangi, dan Waffel Indonesia.
Para komunitas tersebut bersatu dan membagikan ilmu yang dimilikinya pada anak-anak penderita kanker, misalnya workshop menggambar dan membuat boneka jari. Istimewanya, hasil karya para peserta akan disumbangkan kepada penghuni Rumah Harapan Indonesia, yaitu rumah singgah bagi anak-anak dengan kanker.
“Kami akan memilih karya terbaik dari peserta workshop menggambar dan gambar tersebut akan dijadikan desain merchandise berupa kaus, payung, dan tas. Hasil penjualannya akan kami donasikan melalui gerakan #1000TopiRajut kepada komunitas peduli kanker anak se-Indonesia. Pada workshop boneka jari pun demikian, seluruh boneka jari hasil buatan peserta akan didonasikan kepada Rumah Harapan Indonesia,” lanjut Indira lagi.
Tak hanya diajari membuat kerajinan tangan, Sebangsa dan KomunitaID mengajak komunitas Rumah Pohon, Rajut Kejut, dan salah satu musisi Indonesia, Reza “The Groove”, untuk menghibur anak-anak yang berada di Rumah Harapan Indonesia.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini akan ada banyak hati yang terketuk dan nantinya ada banyak perusahaan yang bersedia mensponsori acara-acara terkait kepedulian tehadap anak-anak dengan kanker,” kata Indira menutup perbincangan.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sekitar 16.291 anak terkena kanker dalam rentang usia nol sampai 14 tahun dan leukemia atau kanker darah menempati urutan teratas. Menurut Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) diperkirakan ada 4.100 kasus baru kanker anak di seluruh Indonesia dan penyakit kanker menjadi penyebab dari 10% angka kematian anak yang disebabkan oleh penyakit. Untuk itu, jangan abaikan kondisi kesehatan anak dan harus selalu waspada terhadap tumbuh kembangnya.
Sumber berita: Kumparan.com