Prospek Pengembangan Bisnis GTSI di Sektor Clean Energy
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Direktur PT GTS Internasional, Kemal Imam Santoso peluang bisnis sektor LNG Indonesia masih sangat baik didorong peningkatan kebutuhan energi bersih.
“Salah satu ancaman terbesar di ekonomi selain pandemi adalah pemanasan global. Kampanye ramah lingkungan sudah digaungkan sejak beberapa tahun. Saya kira kondisi ini, GTSI sudah pada track yang benar. Karena kita ketahui tingkat emisi yang dihasilkan antara LNG dengan BBM dari fosil 1:22,” katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/8/2021).
Salah satu contoh bagaimana energi bersih digalakkan adalah mulai disosialisasikan pemakaian mobil listrik. Bahkan kata dia, sudah ada rencana perpajakan terkait pembelian mobil listrik ini.”
Prospek eco green atau sumber yang bersih akan bagus. Karena pemerintah very committed encourage orang pakai mobil listrik, emisi karbon akan turun,” tuturnya.
Untuk itu, menurut dia industri terbilang siap untuk menjadi pemasok LNG. Meski ada tiga tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari industri yang padat permodalan, investasi jangka panjang, teknis dan keamanan dalam berinvestasi.
“Kebutuhan ukuran industri kapal LNG, sangat bervariasi dari size besar sekali hingga size mini LNG. Ini perlu dijaga agar industri selalu mendapatkan kepercayaan di seluruh ekosistem industri,” tegasnya.
Terakhir dia menegaskan, penggunaan LNG sebagai alternatif sumber energi bersih memberikan solusi dalam mengurangi dampak buruk penggunaan energy yang tidak ramah lingkungan serta mensinergikan sumber alternatif energi bersih lain dan energi yang terbarukan..
“Harapannya anak dan cucu kita menikmati udara yang bersih dan penggunaan energi bersih dan murah.” pungkasnya.
Mengutip laman resmi perusahaan, GTSI didirikan pada 1986 dan merupakan anak usaha dari PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Perusahaan bergerak di lini bisnis kapal pemasok LNG dan layanan terkait.
Saat ini perusahaan mengklaim terlibat baik secara langsung dan tidak langsung pada empat dari lima unit regasifikasi penyimpanan terapung atau floating storage regasification unit (FSRU) yang beroperasi di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan HITS yang berakhir pada 31 Desember 2020 lalu, saham GTSI sebesar 99% dimiliki oleh Humpuss.
Perusahaan ini memiliki nilai aset senilai US$52,44 juta atau setara dengan Rp 760,38 miliar (asumsi kurs Rp 14.500/US$) pada akhir periode tersebut. Nilai ini naik dari periode yang sama yang senilai US$ 47,53 juta.
Source : cnbcindonesia.com