Terapkan Crypto Blockchain, Donasi Lewat Gadjah Society NFT Lebih Tepat Sasaran dan Transparan
WE Online, Bandung – Sejumlah komunitas teknologi informasi komunikasi (TIK) di Kota Bandung mendirikan Gadjah Society NFT/Non Fungible Token, yakni kolaborasi lintas pelaku ekosistem Crypto Blockchain di Bandung yang fokus konservasi alam dengan dimulai dari gajah di bawah naungan WWF Indonesia dan TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo).
Gadjah Society menyinergikan komunitas Gajah Crypto, Coinfolks, dan X-Labs. Generasi pertama terdiri dari 4.828 gadjah yang disusun acak dan unik dengan berbagai variasi seperti wajah, warna, dan lainnya.
Gadjah Society menjadi proyek sosial berbasis Crypto Blockchain guna mendukung konservasi gajah dalam bentuk penyisihan 10% dari royalti penjualan. Apabila 100 NFT sudah terjual, persentase royalti naik jadi 20-40%, atau porsinya di atas tanggung jawab sosial perusahaan/CSR.
NFT adalah sebuah tren baru yang viral di seluruh dunia. Berbagai artis kenamaan dunia beramai-ramai membeli NFT dan mengubah Profile Picture media sosialnya menjadi NFT miliknya. Banyak berita naiknya seniman NFT dari berbagai kalangan dan usia, menjadikan NFT salah satu peluang baru untuk berkembang di era pandemi ini.
Menurut M. Fauzan I., CEO X-Labs sekaligus Project Lead Gadjah Society NFT, gerakan tersebut mengimajinasikan bagaimana kawanan Gajah dapat hidup sangat dekat berdampingan dengan manusia.
“Setiap karya seni yang kami ciptakan memiliki arti dan rasa melalui para pemiliknya nanti untuk mewakili para gajah,” katanya secara daring, Rabu (24/11/2021).
Muhammad Adriansa, Cofounder Coinfolks sekaligus Community Lead Gadjah Society NFT mengatakan, sistem blockchain bisa jadi solusi tentang bagaimana charity dapat terdistribusi dengan tepat sasaran dan transparan.
“Melalui NFT yang kami bangun di jaringan Ethereum, kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bagaimana NFT sebagai aset digital bisa menjadi salah satu cara baru dalam menggalang dana untuk suatu tujuan, yang dalam projek ini untuk melindungi populasi gajah di dunia,” katanya.
Nur Islami Javad (Jeff), Founder Gajah Crypto serta Chief DEF Sharing Vision Indonesia, mengatakan, kegiatan ini bermula dari pengalaman pada April 2021 saat mereka pernah mencoba mengalang dana konservasi 271 pohon selama 3 tahun di hutan Kareumbi, Jabar, seluas 2.436 m2.
“Di situ kita mendapat inspirasi bahwa semangat teman-teman untuk melakukan konservasi alam sangat tinggi. Semoga inisiatif kali ini, yaitu Gadjah Society NFT yang berfokus pada Gajah dimudahkan dan dilancarkan, sebagai awal dari inisiatif-inisiatif konservasi berikutnya. Kebetulan masih sangat jarang NFT yang fokus pada konservasi, khususnya dari pemain NFT lokal,” sambung Jeff yang juga Advisor Gadjah Society NFT.
Sebelumnya, perkenalan resmi Gadjah Society NFT dilakukan akhir pekan lalu, Sabtu 20 November 2021. Rilis dilakukan 100% online di Discord, Instagram, juga komunitas Crypto Blockchain di Bandung dan sekitarnya. Di antaranya adalah Gajah Crypto (Semi Private Community Crypto Blockchain di Bandung, 400 member), Coinfolks (Public Community Crypto di Telegram, 1.704 member), Mentari VIP Family (sebuah VIP Club dengan Ticket $10.000+, 160 member).
Selain di komunitas crypto, juga di komunitas tech related seperti Startup Bandung, juga komunitas lingkungan seperti Ganesha Hijau, Alumni SITH ITB, dan lain-lain. Di tahap public release ini, Gadjah Society NFT memulai gong perjalanannya dengan mendukung gajah.
Adapun dukungan yang diberikan pada WWF Indonesia berupa tunai sejumlah 48xxx dan 24xxx, melambangkan jumlah NFT yang sedang dalam proses mining di Gadjah Society NFT. Untuk gajah di TNTN dibuka dengan simbolis mengirimkan 50 paket happiness produk Youngpreneur Bimindonesia.id bagi teman-teman pengelola TNTN yang berjumlah 50 orang, dan ini semua sudah langsung dikirim ke Sumatera.
Adrian, Lead Artist Gadjah Society NFT, mengatakan, selain bisa jadi project besar, aktivitas ini juga diharapkan bisa jadi project yang berpengaruh positif khususnya untuk gajah di indonesia yang mulai terancam punah.
Syantika Syaravina, Head of Binus Incubator Bandung, mengatakan, akademisi sangat menyambut kehadiran Gadjah Society NFT. “Sepemahaman aku sih NFT itu tools yang powerful buat artist. Terbaik sih kalau Gadjah Society NFT bisa kerja sama dengan seniman-seniman untuk creating NFT. Keren pisan sih inisiatifnya,” pungkasnya.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Source : wartaekonomi.co.id