Perempuan Tangguh Sebangsa, Saatnya Perempuan Bersuara!
Jakarta, 29 April 2017 – Terlahir sebagai perempuan sama artinya dengan menjalani kehidupan yang spesial namun kompleks. Bagaimana tidak, dalam keseharian perempuan harus menghadapi tantangan di berbagai lini kehidupannya, seperti permasalahan hukum, kesehatan, keuangan, diskriminasi, kekerasan, citra diri, karier, hingga keluarga.
Menjawab permasalahan tersebut, Sebangsa & Komunita.ID membuat rangkaian kampanye sosial #PerempuanBangga yang bertujuan untuk penyebaran awareness isu-isu perempuan serta meningkatkan potensi diri perempuan Indonesia. Adapun 3 isu diangkat di dalamnya yaitu kekerasan dan pelecehan pada perempuan, body positivity, dan against stereotype.
Mengawali rangkaian kampanye sosial #PerempuanTangguh, Sebangsa dan Komunita.ID memilih menyoroti persoalan kekerasan dan pelecehan yang terjadi pada perempuan Indonesia. Menilik lebih dalam dan spesifik, menurut data CATAHU 2016, dari 321.752 kekerasan yang menimpa perempuan, 3.325 di antaranya merupakan kekerasan seksual. Masih menurut sumber yang sama, sebanyak 2101 perempuan korban kekerasan seksual adalah pelajar.
Oleh karena itu, untuk menggugah kepedulian dan kesadaran masyarakat, Sebangsa dan Komunita.ID bekerja sama dengan Jakarta Feminist Discussion Group, Perut Puan, Lentera Sintas Indonesia, #SaveJanda, PerEMPUan, HollaBack! Jakarta, Unmasked, Bengkel Tari Ayu Bulan, Help Nona, Yayasan Pulih, Indonesia Feminis, dan gerakan sosial Menghitung Pembunuhan Perempuan menyelenggarakan acara bertajuk Perempuan Tangguh Sebangsa yang mengusung tema “Lawan Kekerasan dan Pelecehan pada Perempuan”.
“Aktivitas ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai komunitas perempuan se-Indonesia. Kami sengaja menyelenggarakan acara ini di bulan April untuk merayakan semangat emansipasi perempuan yang dipelopori oleh RA. Kartini,” ungkap Indira B. Widjonarko, Chairwoman & Founder Sebangsa dan Komunita.ID.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata kepedulian serta dukungan Sebangsa dan Komunita.ID terhadap kegiatan serta kampanye sosial komunitas perempuan di Indonesia. “Rasa salut yang besar juga kami sampaikan kepada komunitas-komunitas yang memperjuangkan hak-hak perempuan sekaligus memberi perlindungan pada para perempuan yang menjadi korban dan penyintas kekerasan serta pelecehan,” ujar Indira.
Dalam kesempatan ini, para peserta tak hanya mengikuti berbagai kegiatan seni yang menyenangkan tapi juga bermanfaat serta memiliki misi sosial. Salah satunya adalah memberi dukungan kepada perempuan para korban dan penyintas kekerasan serta pelecehan dengan membubuhkan cap tangan di atas kanvas. Uniknya, kanvas tersebut dipercantik melalui karya doodle dari komunitas Full of Doodle Art yang bertema melawan kekerasan dan pelecehan pada perempuan.
Tak dapat dipungkiri, seni memang dapat menyuarakan banyak hal, termasuk dukungan peserta kepada perempuan korban dan penyintas kekerasan dan pelecehan. Melalui workshop statement jewellery yang terdiri dari kelas gelang makrame dan kalung perca, para peserta diajak mengasah kreativitas, berkreasi sekaligus menyebarkan awareness melawan kekerasan dan pelecehan pada perempuan. Worshop ini juga mengutamakan peserta dari penyintas KDRT dan para perempuan pengemudi ojek. Diharapkan keterampilan ini dapat membantu pemberdayaan kewirausahaan para perempuan tersebut.
“Kami juga memproduksi statement jewelry berupa gelang makrame yang dihias dengan plat metal bertuliskan #PerempuanBangga dengan hiasan berupa bandul terbuat dari material daur ulang, yaitu botol bekas air minum kemasan. Gelang ini tak hanya mencerminkan kepedulian perempuan Indonesia terhadap pelestarian lingkungan hidup tapi juga kekuatan perempuan Indonesia dalam melepaskan segala belenggu dalam hidupnya,” jelas Indira.
100% keuntungan penjualan gelang akan disumbangkan kepada komunitas atau organisasi yang menaungi para perempuan korban atau penyintas kekerasan dan pelecehan, sekaligus sumbangan berupa bibit pohon bakau kepada komunitas KeMANGTEER untuk pelestarian daerah pesisir.
Selain itu, dalam rangka hari bumi di bulan April, para peserta acara yang mayoritas para perempuan juga berkolaborasi mengumpulkan sumbangan berupa bibit pohon bakau kepada komunitas KeMANGTEER Jakarta untuk pelestarian daerah pesisir.
Serunya lagi, para peserta juga berkesempatan mengikuti kegiatan Nobar & Bedah Film “hUSh” karya Djenar Maesa Ayu (Filmmaker Indonesia) & Kan Lume (Filmmaker Singapura). Film yang tidak diputar dalam bioskop komersil ini berisi ungkapan perasaan seorang perempuan korban kekerasan seksual yang berusaha mendobrak stereotip yang melekat pada perempuan Indonesia. Peserta juga diajak membuka mata seputar peran film dalam menyuarakan isu-isu perempuan.
Di sesi terakhir, peserta diajak memperluas wawasan melalui talkshow interaktif “Penangan serta Pencegahan Kekerasan dan Pelecehan pada Perempuan” bersama narasumber berpengalaman, mulai dari aktivis perempuan, penyintas KDRT, hingga psikolog klinis dewasa.
Indira berujar, “Kami berharap, melalui kegiatan ini semakin banyak orang yang peduli dan sadar mengenai isu kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan agar tak terjadi pada dirinya atau orang-orang terdekat.”
TENTANG SEBANGSA
Sebangsa adalah layanan media sosial asli buatan Indonesia yang hadir sejak tahun 2014 dengan jumlah pengguna mencapai 100,000. Google Play Store telah memilih Sebangsa sebagai salah satu aplikasi terbaik versi android di penghujung 2015. Sementara di awal 2016, Sebangsa kembali menorehkan prestasi dengan terpilih sebagai 1 dari 3 OTT lokal yang didukung oleh ATSI & KOMINFO.
Di 2016, Sebangsa memfokuskan diri sebagai media sosialnya komunitas Indonesia. Komitmen Sebangsa untuk membangun komunitas Indonesia ditandai dengan menginisiasi gerakan Bangkit Komunitas 2016. Aplikasi Sebangsa dapat diunduh untuk smartphone Android di http://sbgs.in/android atau iPhone di http://sbgs.in/ios ataupun digunakan via web di alamat www.sebangsa.com
Sumber: https://www.pusatbazaar.com/