Mengenal Apa Itu Blockchain 5.0, Diklaim Lebih Cepat dan Ramah Lingkungan
Liputan6.com, Jakarta – Teknologi Blockchain yang umumnya digunakan untuk membangun database yang terdesentralisasi kini tengah tren tak hanya di dunia cryptocurrency, tetapi juga telah merambah ke sejumlah industri.
Blockchain generasi pertama digunakan untuk memproduksi Bitcoin (BTC) yang nilai tertingginya mencapai Rp 970 juta per BTC. Lalu, Blockchain generasi kedua memiliki ‘smart contract’ yang mana dibuat oleh Ethereum.
Kemudian kecepatan Blockchain ditingkatkan terus oleh EOS sebagai pionir generasi ketiga serta Selee lewat Blockchain generasi keempat.
Blockchain generasi lama memiliki beberapa kekurangan yaitu kebutuhan energi sangat besar, kecepatan yang rendah, skalabilitas terbatas, biaya transaksi sangat tinggi, dan rawan serangan hacker.
Terkini muncul Blockchain generasi kelima (Blockchain 5.0) dari Relictum.io yang dinilai Digital Asset Academy (DAC) sebagai solusi tepat karena hemat energi sehingga lebih ramah lingkungan.
Selain itu, ukuran block-nya 1/8000 lebih kecil dari block Bitcoin, kecepatan tertinggi 100.000 – 1.000.000 transaksi per detik, skalabilitas luas, biaya transaksi sangat rendah hingga nol, dan sangat aman dengan verifikasi 1 blok untuk tiap 1 transaksi. Teknologi intinya disebut Hypernet dengan konsensus orisinil Proof of Tsar.
“Blockchain 5.0 Relictum.io adalah ‘jalan tol bebas hambatan’ bagi miliaran data, informasi, aplikasi, dan aset digital bernilai tinggi,” kata Dr. Sulistya Putra selaku Pakar Ekonomi Digital dan Pendiri Digital Asset Academy, melalui keterangannya, Senin (15/11/2021).
Bayangkan pengembangan teknologi Blockchain 5.0 seperti proyek pembangunan jalan tol yang akan dilalui jutaan mobil dan semuanya membayar jasa tol. Tentu keuntungan pemilik saham jalan tol itu sangat besar.
“Peluncuran Blockchain 5.0 Relictum.io akan meningkatkan proses bisnis di Indonesia dan dunia yang lebih cepat, efisien, aman, transparan, dan terpercaya. Dan ini akan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak di era digital,” ucap Sulistya Putra menambahkan.
Pengembangan Blockchain 5.0
Pengembangan teknologi Blockchain 5.0 didukung 10 miliar Genesis Token (GTN) dan 50 persen atau sebanyak 5 miliar GTN dapat dimiliki oleh para investor aset digital melalui private sale.
Saat ini telah terjual 1,3 miliar GTN. Para pemilik GTN mendapat keuntungan ganda, yaitu dari kenaikan nilai aset digital cryptocurrency GTN dan royalti bagi hasil dua kali sebulan.
Industri keuangan seperti bank, sekuritas, asuransi; transportasi dan logistik; bidang kedokteran, farmasi, industri kesehatan; pendidikan, eCommerce; industri manufaktur, telekomunikasi, energi, lembaga-lembaga pemerintah, serta berbagai perusahaan cryptocurrency, Decentralized Finance, dan para pengembang Decentralized Apps sangat memerlukan solusi Blockchain 5.0 Relictum.io yang mudah diintegrasikan dengan berbagai aplikasi korporat menggunakan Relictum Bridge System.
Semakin banyak pengguna instant smart contract dan cloud server berbasis Blockchain 5.0, maka semakin besar keuntungan para pemilik GTN.
Ekosistem Blockchain 5.0 Relictum.io sangat lengkap dan terdiri dari Relictum DEX, yaitu Decentralized Exchange untuk jual beli 500 pasang cryptocurrency; CryptoBank untuk perbankan berbasis cryptocurrency; Relictum Storage, yaitu cloud server dengan sistem file terdistribusi.
Relictum Chat dan Relictum Game memiliki potensi pasar 3,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Tersedia juga “stable coin” USDR dan RLC untuk mendukung perniagaan global.
Teknologi Relictum.io juga bisa ‘membungkus’ Bitcoin, Litecoin, Ethereum dengan Blockchain 5.0 jadi RBTC, RLTC, RETH. Fungsinya untuk membuat transaksi lebih cepat dan hemat biaya. Semuanya dapat diakses dengan satu aplikasi super Relictum Node yang bisa diunduh di Google Playstore secara gratis.
NFT Untuk Melindungi Hak Cipta
Di sisi lain, ada juga Relictum Non Fungible Token (NFT) yang merupakan sertifikasi digital untuk hak atas kekayaan intelektual dan karya seni.
Sulistya Putra mengungkapkan Relictum NFT sangat penting untuk memberi nilai tambah tinggi pada karya kreatif putra-putri Indonesia, melindungi hak cipta berbagai motif batik dan kain tenun Nusantara, serta mengembangkan ekonomi digital kreatif di Indonesia.
Digital Asset Academy meluncurkan Blockchain 5.0 Relictum.io sebagai kurikulum terbaru program edukasi finansial dan aset digital.
Sebelumnya, tim DAC mengharumkan Indonesia sebagai Juara Dunia Omset Terbesar Cloud Gaming September 2020 dan menjadi komunitas Internet of Things terbesar ketiga di dunia pada 10 November 2021.
Dalam rangka mewujudkan visi meningkatkan kesejahteraan rakyat di era digital dan misi mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang ekonomi digital, DAC memiliki Kampus Regional Barat di Bandung, Kampus Regional Tengah di Surabaya, dan Kampus Regional Timur di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar
Source : liputan6.com