Energi Bersih Diganderungi Miliarder, Orang Terkaya Asia Mukesh Ambani Rela Rogoh Kocek Rp1.086 T!
WE Online, Jakarta –
Konglomerat yang dipimpin oleh Mukesh Ambani sang orang terkaya di Asia baru saja mengumumkan rencana untuk investasi sebesar USD76 miliar (Rp1.086 triliun) untuk proyek energi bersih.
Reliance Industries Ltd., yang dikendalikan oleh Ambani, telah menandatangani pakta dengan pemerintah negara bagian Gujarat untuk total investasi 5,96 triliun rupee alias USD81 miliar (Rp1.158 triliun), menurut pengajuan pertukaran Kamis.
Melansir Al Jazeera di Jakarta, Jumat (14/1/22) dari jumlah tersebut, sekitar 5 triliun rupee akan digunakan selama 15 tahun ke depan untuk membangun 100 gigawatt proyek pembangkit listrik terbarukan dan jaringan hidrogen hijau. Sementara 600 miliar rupee akan digunakan untuk pabrik yang membuat modul surya, elektroliser hidrogen, sel bahan bakar, dan baterai penyimpanan.
Kemudian, sisanya akan digunakan untuk proyek-proyek baru dan yang sudah ada dari grup penyulingan ritel, termasuk peningkatan jaringan telekomunikasi untuk layanan 5G dan perluasan bisnis ritel konsumennya.
Reliance telah memulai proses pencarian lahan untuk proyek pembangkit listrik energi terbarukan dan telah meminta pemerintah Gujarat untuk 450.000 hektar (182.110 hektar) di wilayah Kutch yang gersang.
Meskipun pakta investasi hanyalah nota kesepahaman saat ini, namun itu menjadi bukti ruang lingkup ambisi hijau Ambani dan merupakan langkah besar dari investasi USD10 miliar selama tiga tahun yang telah dia umumkan pada bulan Juni.
Ambani berada di tengah-tengah proses perubahan mengubah kerajaannya yang berbasis bahan bakar fosil untuk mengarahkannya ke energi hijau dan teknologi digital.
Proyek-proyek ini juga akan meningkatkan target Reliance untuk menjadikan operasinya netral karbon pada tahun 2035, target ambisius bagi perusahaan yang memperoleh 60% pendapatannya dari penyulingan minyak dan petrokimia.
Ambani kini menjadi salah satu miliarder yang secara agresif memperluas jejak energi bersih mereka di tengah tekanan yang meningkat untuk bergabung dalam perang melawan perubahan iklim.
Source : wartaekonomi.co.id