Gak Cuma Migas, Medco Targetkan 5.000 MW Clean Energy di 2025
Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang energi dan sumber daya alam terintegrasi yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), memiliki target besar, yakni tidak hanya menjadi terbaik di kelas nasional, tapi juga di level Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT Medco Power Indonesia Eka Satria dalam acara Indonesia EBTKE ConEx 2020, Jumat (27/11/2020).
Eka mengatakan, minyak dan gas memang menjadi pilar utama dari perusahaan, namun perusahaan juga mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, dan pertambangan.
Seiring dengan semakin gencarnya kampanye energi bersih di dunia, Medco pun menargetkan dalam lima tahun ke depan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan menjadi 5.000 mega watt (MW) dari saat ini 3.500 MW.
“Fokus kami adalah menjadi salah satu perusahaan energi kebanggaan nasional tidak hanya di Indonesia, tapi juga di South East Asia (Asia Tenggara). Kami mempunyai target dalam lima tahun ke depan untuk meningkatkan portofolio 5.000 MW fokus di enam area,” paparnya dalam acara Indonesia EBTKE ConEx 2020, Jumat (27/11/2020).
Dia menyebutkan, tambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT tersebut berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla (330 MW), Bali PV (2×25 MW), Riau (275 MW), Ijen Geothermal (2×55 MW), Sumbawa PV (26 MW), dan Sumbawa LNG to power (150-300 MW).
Pihaknya percaya ada ada energi terbarukan lain yang harus dikembangkan yakni geothermal, solar, minihydro, dan lainnya. Medco, imbuhnya, sangat serius dalam mengembangkan aset-aset energi terbarukan tersebut.
Menurutnya, dalam perkembangannya Medco berfokus pada beberapa jenis sumber energi yakni minyak dan gas bumi, liquefied natural gas (LNG), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) yang merupakan salah satu terbesar di dunia.
Selain itu, Medco juga punya beberapa projek pembawa LNG untuk kebutuhan proyek-proyek smelter di Indonesia tengah. Medco juga akan mencoba kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) yang akan di launch di Jakarta, Bali, dan Batam.
“Kami sedang melaksanakan dua sampai tiga projek yang fokus pada gas to power. Kami percaya bahwa untuk melaksanakan energi yang bersih juga harus efisien,” tuturnya.
Secara fundamental Indonesia punya potensi yang besar untuk energi terbarukan, antara lain geothermal sebesar 29.5 giga watt (GW), air sebesar 94,5 GW, surya 207,9 GW, dan angin 60,5 GW.
“Solar (surya) dari 207,9 GW baru 200 MW. Kami push dengan proyek-proyek kami. Dari demand juga besar, melihat demand yang besar, populasi besar, seharusnya tidak ada isu pihak swasta mengembangkan bisnis renewable ini kami in line dengan hal tersebut,” tuturnya.
Dari sisi produksi, produksi migas Medco saat ini sebesar 115 ribu barel setara minyak per hari (boepd), listrik 3.500 mega watt (MW), serta tembaga sebesar 96 MIbs copper stockpile, dan 42 koz gold stokcpile.
“Kita ini sedang berada di energi transisi ya, kita semua sepakat bahwa ke depannya dunia ini akan memakai energi yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Pekerjaan rumah ke depan adalah bagaimana mencapai target bauran energi di mana saat ini energi lebih banyak digerakkan oleh migas dan batu bara. Pihaknya mengaku sepakat untuk menuju ke arah sana ada beberapa hal yang harus dilakukan khususnya transisi dengan secara halus.
“Gas menjadi solusi menuju ke arah sana dan tentunya pada saat punya energi renewable yang intermittent juga harus pikirkan storage. Kami punya empat pilar, gas to power, geothermal, renewable, serta operation dan maintenance (O&M),” jelasnya.
Sumber : cnbcindonesia.com