Pemerintah Luncurkan Sistem INSW 2.0, Pacu Efisiensi Sistem Logistik RI
Jakarta – Pemerintah meluncurkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) 2.0 dalam rangka mendukung sistem logistik nasional yang lebih andal, efisien, dan kompetitif. Diketahui sebelumnya INSW 1.0 telah dibentuk pada tahun 2010, dan dikelola oleh Lembaga National Single Window (LNSW).
Kehadiran INSW dinilai membantu menjaga kinerja perdagangan RI, baik dari segi impor maupun ekspor. INSW sendiri berfungsi memfasilitasi penyederhanaan tata niaga ekspor-impor, integrasi proses bisnis Perizinan Berusaha Ekspor-Impor, peningkatan pengawasan PNBP Minerba, hingga penyelenggaraan sistem aplikasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran LNSW yang telah berperan besar melakukan reformasi dan transformasi layanan publik, khususnya melalui Sistem dan Portal Nasional, yang terintegrasi secara elektronik,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6/2023).
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara Peringatan Hari Jadi Lembaga National Single Window dengan tema ‘Sinergi dalam rangka Transformasi Layanan Publik untuk Indonesia Maju’ di Jakarta.
Airlangga menjelaskan ekonomi Indonesia terus tumbuh dan tetap terjaga di atas 5% pada 6 kuartal terakhir berturut-turut. Diketahui pada kuartal I 2023 ekonomi Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,03% (yoy).
Dia menyebut konsumsi domestik, investasi, dan performa ekspor menjadi determinan yang mendorong laju pertumbuhan. Performa ekspor juga turut berkontribusi penting terhadap mengilapnya kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang telah mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Pada April 2023, NPI kembali melanjutkan surplus dan tercatat sebesar US$ 3,94 miliar.
Menurutnya, penguatan kelembagaan INSW dari semula yang berbentuk Pengelola Portal INSW dan kemudian menjadi LNSW, juga telah menunjukkan kinerja baik. Hal tersebut di antaranya dapat dilihat dari angka dwelling time di 2017 yang masih berada di 4,06 hari dan terus mengalami perbaikan hingga menjadi 2,84 hari pada 2022.
“Hal itu menunjukan adanya perbaikan signifikan pada sektor logistik kita. Oleh karena itu, pada peringatan hari jadi LNSW kali ini, saya berpesan agar sistem INSW tidak hanya sekedar mendigitalisasi layanan atau proses bisnis yang sudah ada. Lebih dari itu Sistem INSW harus terus mampu mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi, simplifikasi, dan standardisasi,” terangnya.
Pada proses harmonisasi dan sinkronisasi, Airlangga meminta LNSW fokus pada penyelarasan agar sistem dan prosedur berjalan baik, serta menghindari tumpang tindih dengan kebijakan kementerian dan lembaga lainnya. Simplifikasi terhadap proses bisnis dilakukan dengan berbasis pada manajemen risiko melalui otomasi proses bisnis.
Sementara terkait standardisasi proses bisnis perlu memperhatikan SOP dan prosedur yang diterapkan saat ini supaya sejalan dengan standar internasional yang dipergunakan dalam proses perdagangan internasional.
“Pengembangan sistem INSW bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasional, serta perkembangan praktik perdagangan internasional dan logistik. Pengembangan sistem INSW tidak hanya semata-mata membangun sistem Single Window, namun juga perlu memperhatikan trajectory yang diamanatkan oleh ASEAN Single Window (ASW) Agreement and Protocol,” paparnya.
Ia berharap ke depannya LNSW mampu mewujudkan visi untuk menjadi penggerak utama efisiensi layanan publik melalui penyelenggaraan dan pengelolaan sistem elektronik yang terintegrasi di bidang ekspor, impor, dan logistik untuk meningkatkan daya saing nasional.
Source : news.detik.com