PermataBank Jadi Bank Pertama yang Adopsi Teknologi Blockchain di Indonesia
WE Online, Jakarta –
PermataBank menjadi bank pertama di Indonesia yang melayani transaksi trade finance dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Langkah ini kembali mengokohkan PermataBank sebagai bank terdepan yang menjawab kebutuhan nasabah melalui digitalisasi berbagai layanannya.
Tidak hanya itu, penggunaan teknologi blockchain merupakan dukungan PermataBank terhadap upaya Bank Indonesia dalam menavigasi sistem pembayaran nasional yang memanfaatkan inovasi teknologi secara optimal dan bertransformasi digital secara end to end. Teknologi blockchain menggunakan konsep distributed ledger yang memungkinkan data terdistribusi pada setiap titik yang terhubung di dalamnya dengan efisien dan akuntabel sehingga semua pihak di dalam blockchain dapat melakukan pertukaran data secara real time.
Pemanfaatan blockchain untuk trade finance akan menciptakan proses transaksi perdagangan global yang lebih mudah, efisien, dan aman, termasuk untuk kebutuhan penerbitan letter of credit (L/C). Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking PermataBank, menyebut jika PermataBank selalu berupaya menghadirkan inovasi yang simple, fast, dan reliable kepada para nasabah.
“Penerapan teknologi blockchain dalam transaksi trade finance merupakan upaya PermataBank merespon transformasi digital yang berkembang cepat dan juga komitmen kami untuk membantu pelaku usaha dan korporasi dalam mengakselerasi pengembangan bisnis mereka. Kami pun bangga dapat bekerja sama dengan Contour, penyedia teknologi blockchain terkemuka di dunia dalam peluncuran perdana blockchain bagi sektor perbankan di Indonesia,” kata Darwin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/7/2021).
Implementasi blockchain untuk trade merupakan angin segar dalam proses transaksi perdagangan, baik perdagangan domestik maupun perdagangan internasional (ekspor-impor). Transaksi trade finance konvensional selama ini kerap dianggap rumit, tidak efisien, dan cenderung membutuhkan waktu yang lama. Kondisi ini diperparah oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada pembatasan wilayah dan aktivitas, membuat berbagai prosedur dalam transaksi juga menjadi terhambat.
Dijelaskan Darwin, utilisasi blockchain dalam trade akan menghemat waktu transaksi, meminimalkan risiko fraud, serta menyederhanakan proses kompleks yang selama ini menjadi tantangan dalam trade konvensional.
“Selain itu, teknologi blockchain akan memperluas jangkauan layanan PermataBank dan sekaligus memberikan kemudahan bagi nasabah Trade Finance untuk dapat bertransaksi tanpa harus datang ke cabang PermataBank,” tambah Darwin.
PermataBank memutuskan bekerja sama dengan Contour berkat rekam jejaknya sebagai penyedia platform teknologi internasional berbasis blockchain ternama dan telah menjadi mitra berbagai bank terkemuka di dunia. Carl Wegner selaku Chief Executive Officer Contour pun mengaku senang menyambut bergabungnya PermataBank dalam jaringan mereka dan memfasilitasi transaksi Trade Finance digital pertamanya.
“Perdagangan global sangatlah penting bagi perekonomian Indonesia, tetapi bank dan bisnis Trade Finance umumnya mengikuti proses manual yang menjadikan penghalang utama bagi pertumbuhan perdagangan. Transaksi ini merupakan tolok ukur dalam misi kami untuk membuat perdagangan lebih mudah diakses oleh semua komunitas di seluruh dunia,” lanjut Carl Wegner.
Kerja sama antara PermataBank dan Contour akan mengoptimalkan transaksi trade menjadi lebih mudah dan efisien, serta membantu nasabah pelaku usaha dan korporasi untuk mendapatkan mitra bisnis terpercaya dan tervalidasi kredibilitasnya.
Source : wartaekonomi.co.id